Analisis Sebaran Debu Vulkanik Erupsi Gunung Kelud Berdasarkan Pergerakan Angin di Wilayah Jawa (Studi Kasus Erupsi Gunung Kelud 13 Februari 2014)

  • Romadhon Ilham Imani Universitas Udayana
  • I Ketut Sukarasa
  • Kadek Sumaja
  • Komang Ngurah Suarbawa
  • Ida Bagus Alit Paramartha
  • Ngurah Sutapa
##plugins.pubIds.doi.readerDisplayName## https://doi.org/10.24843/BF.2023.V24.i02.p11

Abstrak

Sebaran debu vulkanik dari kejadian erupsi Gunung Kelud tanggal 13 Februari 2014 mengakibatkan dampak yang signifikan terhadap kondisi atmosfer di wilayah Pulau Jawa. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi trajectory lintasan debu vulkanik, besarnya nilai massa partikel, dan jangkauan sebaran di atmosfer yang dipengaruhi oleh kondisi angin. Pengaruh angin tersebut didasarkan pada arah dan kecepatan angin dengan melakukan pemodelan wind streamline. Selanjutnya, identifikasi sebaran debu vulkanik dilakukan dengan metode citra komposit Red, Green, Blue (RGB), serta massa partikel dan jangkauan sebaran debu vulkanik dilakukan menggunakan pemodelan hysplit. Lapisan atmosfer yang dianalisis pada area flight level di 16 ketinggian yaitu pada ketinggian 1,5-16,1 km. Dari hasil analisis, diperoleh bahwa nilai kecepatan angin maksimum 38 m/s, yang berada pada ketinggian 16,1 km. Trajectory sebaran debu vulkanik menuju arah Timur Laut dan kemudian sebagian besar berbelok menuju Barat Daya yang disebabkan oleh arah dan kecepatan angin. Nilai massa partikel maksimum tertinggi berada di ketinggian 16,1 km yaitu sebesar 580.000 mg/m2 dengan jangkauan sebaran partikel sejauh 2.600 km dari posisi Gunung Kelud.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

[1] G. Budiyanto, Abu Letusan Gunung Tidak Membahayakan. Available from: https://www.umy.ac.id/abu-letusan-gunung-tidak-membahayakan, diakses 11 Maret 2023.
[2] T. J. Grindle and F. Burcham, Engine damage to a NASA DC-8-72 airplane from a high-altitude encounter with a diffuse volcanic ash cloud. National Aeronautics and Space Administration Research Center, California, 2003, pp. 1-23.
[3] A. A. Azani, C. N. Tata, Kuntinah, I. R. Nugraheni, dan A. Abdullah, Pemanfaatan produk radar cuaca dan satelit untuk mengidentifikasi abu vulkanik (studi kasus letusan Gunung Agung tanggal 26 November 2018). Seminar Nasional Pendidikan Fisika, 2019, pp. 195-203.
[4] A. H. Habibie, I. W. G. Giriharta, C. M. Lestari, dan R. M. Putra, Identifikasi Pengaruh Fenomena Siklon Tropis Cempaka terhadap Sebaran Abu Vulkanik Gunung Agung menggunakan Model PUFF dengan Inputan Data Radar dan Visual, Jurnal Meteorologi dan Geofisika, vol. 19, no. 1, 2018, pp. 1-11.
[5] D. A. Pratama, M. F. Islam, M. B. Saputro, N. D. Pamungkas, R. Fajarianti, dan R. Margiono, Deteksi Sebaran Debu Vulkanik menggunakan Citra Satelit Himawari-8 (Studi Kasus Gunung Sinabung 9 Juni 2019). Bulletin of Scientific Contribution Geologi, vol. 17, no. 3, 2019, pp 187-192.
[6] A. L. Gaol dan Y. P. Serhalwan, Simulasi Dispersi dan Trayektori Abu Vulkanik Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda (Studi kasus: 23-28 Desember 2018). Buletin Meteorologi dan Geofisika, vol. 9, no. 8, 2019, pp. 31-37.
[7] A. S. Prabu, I. J. A. Saragih, M. P. Rosyady, dan A. Kristianto, Deteksi Sebaran Debu Vulkanik menggunakan Citra Satelit Himawari-8 (Studi kasus: Gunung Raung, Gunung Rinjani, dan Gunung Bromo). Seminar Nasional Penginderaan Jauh, vol. 5, 2018, pp. 711-715.
[8] R. E. Smallman dan R. J. Bishop. Modern Physical Metallurgy and Materials Engineering, Butterworth Heinemann, New York, 1999, pp. 24-25.
[9] J. R. Holton and G. J. Hakim, An Introduction to Dynamic Meteorology. Washington, 2019.
[10] Endarwin, Deteksi Potensi Gerak Vertikal Atmosfer Di Atas Wilayah Bandung dan Sekitarnya. Jurnal Meteorologi dan Geofisika, vol. 11, no. 1, 2010, pp. 44-53.
[11] S. Himran, Energi angin. Andi Offset, Yogyakarta, 2019.
[12] Japan Meteorological Agency, Ash RGB Detection of Volcanic Ash, Meteorological Satellite Center, Tokyo, 2015, pp. 1-10.
[13] M. Ryan dan K. R. Pratama, Identifikasi Trajektori Debu Vulkanik Letusan Gunung Gamalama dengan Hysplit dan Metode RGB pada Citra Satelit Himawari-8. Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, vol 4, no. 2. 2017, pp. 29-35.
[14] Angkasa Pura 1 Airport. Empat bandara ditutup sementara, 2014. Available from: https://ap1.co.id/id/information/news/detail/breaking-news-empat-bandara-ditutup-sementara, diakses pada 1 Maret 2023.
[15] Tim Analisis Kebencanaan Lingkungan LAPAN. Potensi Sebaran Abu Vulkanik Letusan Gunung Raung (Analisis Dampak Sebaran Abu Vulkanik Erupsi Gunung Raung 20 Februari 2021). 2021. Available from: http://pusfatja.lapan.go.id/siaran-pers/186/potensi-sebaran-abu-vulkanik-letusan-gunung-raung, diakses pada 1 Maret 2023.
[16] Japan Aerospace Exploration (JAXA). Jaxa Global Raindall Watch. 2014. Available from: https://sharaku.eorc.jaxa.jp/GSMaP, diakses pada 1 Maret 2023.
Diterbitkan
2023-08-05
##submission.howToCite##
IMANI, Romadhon Ilham et al. Analisis Sebaran Debu Vulkanik Erupsi Gunung Kelud Berdasarkan Pergerakan Angin di Wilayah Jawa (Studi Kasus Erupsi Gunung Kelud 13 Februari 2014). BULETIN FISIKA, [S.l.], v. 24, n. 2, p. 142 – 148, aug. 2023. ISSN 2580-9733. Tersedia pada: <https://ojs.unud.ac.id./index.php/buletinfisika/article/view/101902>. Tanggal Akses: 20 apr. 2025 doi: https://doi.org/10.24843/BF.2023.V24.i02.p11.

##plugins.generic.recommendByAuthor.heading##