Perjalanan Wanita Pekerja Seks Komersial (PSK):  Sebuah Kebebasan, Pembuktian Diri, dan Cinta

I Kadek Wahyu Pujhana; David Hizkia Tobing

doi:10.24843/widyacakra.2021.v1.i3.p73137

I Kadek Wahyu Pujhana Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
David Hizkia Tobing Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

##plugins.pubIds.doi.readerDisplayName## https://doi.org/10.24843/widyacakra.2021.v1.i3.p73137

Abstrak

Bekerja sebagai pekerja seks merupakan pekerjaan yang berada dalam kesulitan tiada henti. Buruknya stigma di masyarakat, status sosial yang melarang adanya pekerjaan ini, hingga tatanan sosial secara hukum, agama, budaya di Indonesia pun melarang pekerjaan ini. Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa mendapatkan uang dengan cepat adalah faktor utama yang mempertahankan, dan memperluas keberadaan lokasi prostitusi di sejumlah tempat. Selain dari faktor ekonomi, maka sejatinya pekerja seks merupakan seseorang yang sama dengan orang lainnya yang juga memiliki emosional ketika bekerja. Penting kemudian ada sebuah penelitian yang mampu menggambarkan bagaimana perjalanan pekerja seks hingga masuk dan bertahan dalam prostitusi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif fenomenologis, dengan wawancara semi terstruktur secara online dan offline, dan observasi pada sosial media pada lima pekerja seks di Bali. Data kemudian dianalisis dengan theoritical coding oleh Strauss & Corbin (1990). Hasil penelitian mendapatkan bahwa bekerja seks telah memberikan kebebasan, wadah untuk membuktikan diri, dan menemukan cinta. Ketiga temuan ini membuktikan bahwa prostitusi nyatanya tidak hanya sebagai dunia seksual untuk mendapatkan uang saja, namun dunia seksual untuk mendapatkan kepuasan emosional serupa. Penelitian ini memberikan pemahaman perjalanan pekerja seks, dan kontribusi terhadap aspek psikososial dalam lingkup dunia prostitusi.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Bailey, A. E., & Figueroa, J. P. (2018). Agency, lapse in condom use and relationship intimacy among female sex workers in Jamaica. Culture, Health & Sexuality, 20(5), 531–544. https://doi.org/10.1080/13691058.2017.1360944

Basuki, E., Wolffers, I., Deville, W., Erlaini, N., Luhpuri, D., Hargono, R., Maskuri, N., Suesen, N., & Beelen, N. van. (2002). Reasons for not using condoms among female sex workers in Indonesia. AIDS Education and Prevention; New York, 14(2), 102–116. http://dx.doi.org/10.1521/aeap.14.2.102.23901

Bellhouse, C., Crebbin, S., Fairley, C. K., & Bilardi, J. E. (2015). The Impact of Sex Work on Women’s Personal Romantic Relationships and the Mental Separation of Their Work and Personal Lives: A Mixed-Methods Study. PLoS ONE, 10(10). https://doi.org/10.1371/journal.pone.0141575

Carbonero, M. A., & Gómez Garrido, M. (2018). Being like your girlfriend: Authenticity and the shifting borders of intimacy in sex work. Sociology, 52(2), 384–399. https://doi.org/10.1177/0038038516688609

Cruz, K. (2018). Beyond Liberalism: Marxist Feminism, Migrant Sex Work, and Labour Unfreedom. Feminist Legal Studies, 26(1), 65–92. http://dx.doi.org/10.1007/s10691-018-9370-7

Hidayati, N., & Suhartini, D. E. (2013). Kekerasan pada pekerja seks komersial. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa Universitas Jember (UNEJ), 10.

Januraga, P. P., Gesesew, H. A., & Ward, P. R. (2020). Trust as a Determinant Factor for Condom Use among Female Sex Workers in Bali, Indonesia. Tropical Medicine and Infectious Disease, 5(3), 131. https://doi.org/10.3390/tropicalmed5030131

Januraga, P. P., Mooney-Somers, J., Gesesew, H. A., & Ward, P. R. (2020). The Logic of Condom Use in Female Sex Workers in Bali, Indonesia. International Journal of Environmental Research and Public Health, 17(5), 1627. https://doi.org/10.3390/ijerph17051627

Järvinen, M., & Henriksen, T. D. (2018). Controlling intimacy: Sexual scripts among men and women in prostitution. Current Sociology, 001139211881594. https://doi.org/10.1177/0011392118815945

Jeffreys, S. (1997). The Idea of Prostitution (1st ed.). Spinifex Press.

Jewkes, R., Morrell, R., Sikweyiya, Y., Dunkle, K., & Penn-Kekana, L. (2012). Transactional relationships and sex with a woman in prostitution: Prevalence and patterns in a representative sample of South African men. BMC Public Health, 12, 325. http://dx.doi.org/10.1186/1471-2458-12-325

Khumaerah, N. (2017). Patologi sosial pekerja seks komersial (PSK) perspektif Al-qur an. Junal Al-Khitabah, 3(1), 62–73.

Koentjoro. (2004). On the spot: Tutur dari sarang pelacur. Tinta : Didistribusikan oleh Qalam Yogyakarta. http://books.google.com/books?id=Ag_aAAAAMAAJ

Kurnianingrum, T. P. (2019). Politik Hukum Terhadap Tindak Pidana Prostitusi. Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, 11(1), 6. http://puslit.dpr.go.id

Magnani, R., Riono, P., Nurhayati, Saputro, E., Mustikawati, D., Anartati, A., Prabawanti, C., Majid, N., & Morineau, G. (2010). Sexual risk behaviours, HIV and other sexually transmitted infections among female sex workers in Indonesia. Sexually Transmitted Infections; London, 86(5), 393. http://dx.doi.org/10.1136/sti.2009.038059

Matahari, R. (2012). Studi kualitatif mengenai persepsi dan perilaku seksual wanita pekerja seks komersial (PSK) dalam upaya pencegahan IMS di Kota Semarang tahun 2012. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 3(3), 113–123.

Munawaroh, S. (2015). Pekerja Seks Komersial (PSK) di Wilayah Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. DIMENSIA: Jurnal Kajian Sosiologi, 4(2). https://doi.org/10.21831/dimensia.v4i2.3433

Purwaningtyastuti, P., & Savitri, D. (2017). Kebermaknaan Hidup Pekerja Seks Komersial Ditinjau Dari Konsep Diri. Jurnal Dinamika Sosial Budaya, 18(2), 260. https://doi.org/10.26623/jdsb.v18i2.575

Ridlwan, M. (2015). Resiliensi berbasis religi bagi mantan PSK dan mucikari pasca penutupan lokalisasi Gandul Tuban. Maraji: Jurnal Ilmu Keislaman, 2(1), 1–23. https://doi.org/10.36835/maraji.v2i1.35

Robertson, A. M., Syvertsen, J. L., Amaro, H., Martinez, G., Rangel, M. G., Patterson, T. L., & Strathdee, S. A. (2014). Can’t buy my love: A typology of female sex workers’ commercial relationships in the Mexico–U.S. Border Region. The Journal of Sex Research, 51(6), 711–720. https://doi.org/10.1080/00224499.2012.757283

Rusyidi, B., & Nurwati, N. (2018). Penanganan pekerja seks komersial di Indonesia. Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, 5(3), 303–313. https://doi.org/10.24198/jppm.v5i3.20579

Siegel, J. (1990). Money and Marriage: A Transparency to the Struggles of Intimacy. Journal of Independent Social Work, 4(4), 51–60. https://doi.org/10.1300/J283v04n04_05

Strauss, A., & Corbin, J. M. (1990). Basics of qualitative research: Grounded theory procedures and techniques (p. 270). Sage Publications, Inc.

Tuohy, D., Cooney, A., Dowling, M., Murphy, K., & Sixsmith, J. (2013). An overview of interpretive phenomenology as a research methodology. Nurse Researcher (through 2013); London, 20(6), 17–20. https://search.proquest.com/docview/1406196683/abstract/8581D0CB704A4F06PQ/1

Vuolajärvi, N. (2019). Precarious intimacies – Europeanised border regime and migrant sex work. Journal of Ethnic and Migration Studies, 45(7), 1090–1107. https://doi.org/10.1080/1369183X.2018.1430558

Wahyuni, H. (2014). PSK dan tekanan sosial pasca penutupan Gang Dolly Surabaya. Personifikasi, 5(1), 1–18. https://doi.org/10.21107/personifikasi.v5i1.6567

Warr, D. J., & Pyett, P. M. (1999). Difficult relations: Sex work, love and intimacy. Sociology of Health & Illness, 21(3), 290–309. https://doi.org/10.1111/1467-9566.00157