PERAN BELANTIK DALAM PEMASARAN SAPI BALI DI PROVINSI BALI : SUATU KAJIAN PUSTAKA
Abstrak
Strategi pemasaran komoditas sapi mendapatkan perhatian yang serius agar dapat memberikan harga jual terbaik. Harga jual ternak berperan dalam meningkatkan pendapatan peternak. Tahun 1990, (mayoritas??) peternak melakukan saluran pemasaran langsung. Sebaliknya, selama dua dekade terakhir menunjukkan bahwa penjualan melalui belantik lebih tinggi dibandingkan dengan pemasaran langsung. Studi ini dilakukan untuk mengidentifikasi peran belantik sebagai perantara dalam saluran pemasaran sapi bali di Provinsi Bali. Metode yang digunakan adalah kajian pustaka. Hasil studi menunjukkan bahwa pemasaran sapi bali di Provinsi Bali saat ini didominasi oleh pemasaran tidak langsung melalui belantik baik untuk penjualan ternak ke pedagang antar pulau dan jagal. Hasil ini menunjukkan tingginya ketergantungan peternak kepada belantik disebabkan daya tawar peternak yang lemah. Beberapa faktor penyebab daya tawar yang rendah adalah skala kepemilikan ternak kecil, biaya transportasi tinggi, modal tidak tersedia, peternakan sebagai usaha sampingan, kurangnya jiwa kewirausahaan, tidak ada standar hargaa ternak, dan peternak kurang memiliki keterampilan dalam menaksirkan berat badan ternak. Beberapa faktor tersebut menjadikan peran belantik yang vital dalam pemasaran sapi bali di Provinsi Bali.
##plugins.generic.usageStats.downloads##
Referensi
Andhika, R., Hasnudi, & Ginting, N. (2015). Pengaruh rantai tataniaga terhadap efisiensi pemasaran daging sapi di Kabupaten Karo. Jurnal Peternakan Integratif, 3(2), 224–234.
Burrow, H. (2019). Straegies for increasing beef cattle production under dryland farming systems. Indonesian Bulletin of Animal and Veterinary Sciences, 29(4), 161. https://doi.org/10.14334/wartazoa.v29i4.2452
Code, C. d. A. M., Supangco, E. P., Capitan, S. S., Aguilar, E. A., & Dizon, J. T. (2019). Characteristics of the exixting rainfed rice Bali Cattle production systems in Maliana, Bobonaro, Timor-Leste. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 1010. https://doi.org/10.1088/1755-1315/372/1/012069
Dewi, N. M. A. K., Syahlani, S. P., & Haryadi, F. T. (2021). The choice of information sources and marketing channel of Bali cattle farmers in Bali Province. Open Agriculture, 6(1), 413–425. https://doi.org/10.1515/opag-2021-0018
Dimitri, C., & Gardner, K. (2019). Farmer use of intermediated market channels: A review. Renewable Agriculture and Food Systems, 34(3), 181–197. https://doi.org/10.1017/S1742170518000182
Dlamini, S. I., & Huang, W. C. (2019). A double hurdle estimation of sales decisions by smallholder beef cattle farmers in Eswatini. Sustainability (Switzerland), 11(19), 1–27. https://doi.org/10.3390/su11195185
Duungan, I. N. A., Suparta, I. N., & Putri, B. R. T. (2017). Analisis efisiensi pemasaran Sapi Bali di Kabupaten Bangli. E-Journal Peternakan Tropika, 2(3), 338–350.
Erizal, J. (1992). Analisis pemasaran sapi potong di Provinsi Bali. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 12(1), 30–37.
Hastang, & Asnawi, A. (2015). Saluran, margin, dan keuntungan lembaga pemasaran sapi potong dari Kabupaten Bone ke Kota Makassar. Jitp, 4(1), 35–43.
Jumiati, E., Darwanto, D. H., Hartono, S., & Masyhuri. (2013). Analisis saluran pemasaran dan marjin pemasaran kelapa dalam di Daerah Perbatasan Kalimantan Timur. Agrifor, 12(1), 1–10.
Kotler, P. (2002). Manajemen Pemasaran (Edisi Mile). Prenhalindo.
Kotler, P., & Amstrong. (2017). Marketing Management (13 Edition). Prentice Hall: Pearson Education.
Musemwa, L., Chagwiza, C., Sikuka, W., Fraser, G., Chimonyo, M., & Mzileni, N. (2007). Analysis of cattle marketing channels used by small scale farmers in the Eastern Cape Province, South Africa. In Livestock Research for Rural Development (Vol. 19, Issue 9).
Nurmalina, R., Yulianti, C., Fitri, Utami, A. D., Sari, R. M., Risenasari, H., Siwang, R. S., Khotimah, H., Rosiana, N., Rachman, A., & Hasibuan, M. (2015). Pemasaran: Konsep dan Aplikasi. IPB Press.
Putri, B. R. T., Suparta, I. N., Sukanata, I. W., & Suciani. (2017). Analisis kelayakan finansial usaha perbibitan Sapi Bali yang menggunakan dana bansos di Provinsi Bali. Seminar Nasional PERSEPSI II - Pengembangan Agribisnis Peternakan Untuk Memperkuat Ekonomi Perdesaan Di Indonesia, 240–245.
Romjali, E. (2018). Program pembibitan sapi potong lokal Indonesia. Wartazoa, 28(4), 199–210.
Sani, L. O. A., Ba’a, L. O., Abadi, M., & Ali, T. (2018). Analisis financial kombinasi usaha ternak Sapi Bali, perkebunan, dan hortikultura di Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan. Prosiding Seminar Nasional: Inovasi Teknologi Peternakan Dalam Mendukung Terwujudnya Ketahanan Pangan Nasional, 393–400.
Sukanata, I. W., Suciani, N. W., Kayana, I. GN., & Budiartha, I. W. (2010). Penerapan Kebijakan Kuota Perdagangan dan Efisiensi Pemasaran Sapi Potong Antar Pulau.
Sumitra, J., Kusumastuti, T. A., & Widiati, R. (2013). Pemasaran ternak sapi potong di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Buletin Peternakan, 37(1), 49–58.
Tahuk, P. K., Budhi, S. P. S., Panjono, Ngadiyono, N., Utomo, R., Noviandi, C. T., & Baliarti, E. (2017). Growth performance of male Bali Cattle fattening fed ration with different protein levels in smallholder farms, West Timor, Indonesia. Asian Journal of Animal Sciences, 11(2), 65–73. https://doi.org/10.3923/ajas.2017.65.73
Widiarsa. (2019). Kajian pustaka (literatur review) sebagai layanan intim pustakawan berdasarkan kepakaran dan minat pemustaka. Media Informasi, 28(1), 111–124.
Widitananto, A., Sihombing, G., & Sari, A. I. (2012). Analisis pemasaran ternak sapi potong di Kecamatan Playen Kabupaten Gunung Kidul. Tropical Animal Husbandry, 1(1), 59–66.
Yupardhi, W. S. (2014). Sapi Bali Mutiara dari Bali. Udayana University Press.