Pengaruh Variasi Fraksi Volume Biokomposit,Serat Daun Nanas dan Resin Epoxy-Polyester Terhadap Kekuatan Bending dan Daya Serap Air
Abstract
Abstrak
Pengembangan industri komposit di Indonesia memerlukan bahan alternatif yang lebih ramah lingkungan,
ekonomis, tersedia dalam jumlah besar, berkualitas tinggi, dan dapat terbarukan. Saat ini, industri komposit di
Indonesia masih mengandalkan bahan dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, seperti kaca, karbon,
dan aramid. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan bahan baku yang ramah lingkungan untuk material
penguat komposit, seperti serat alami. Di Indonesia, terdapat berbagai serat alami yang dapat digunakan,
seperti serat bambu, tebu, pisang, ijuk, dan lainnya. Penggunaan serat-serat ini sebagai penguat komposit
dapat menjadi alternatif yang lebih baik bagi industri komposit di Indonesia. Penelitian ini juga menggunakan
campuran resin epoxy-polyester dengan perbandingan 9:1 dan hardener 2:1 sebagai matriks. Komposisi serat
dengan resin menggunakan fraksi volume 5% serat : 95% resin, 10% serat : 90% resin, dan 15% serat : 85%
resin. Spesimen dibuat menggunakan cetakan akrilik dengan teknik hand layup. Ukuran spesimen sesuai dengan
ASTM D790-03 untuk Uji Bending dan ASTM D570-98 untuk Uji Daya Serap Air. Data hasil uji bending
menunjukkan bahwa tegangan dan modulus elastisitas bending tertinggi terdapat pada variasi 15% serat daun
nanas sebesar 35,969 MPa dan 0,918 MPa, sementara nilai regangan tertinggi pada variasi 10% sebesar
9,409%. Namun, variasi 15% memiliki nilai regangan terendah sebesar 3,773%. Pada uji daya serap air, hasil
serapan tertinggi diperoleh pada fraksi 15% serat sebesar 3,36%, dan serapan terendah pada fraksi 5% serat
sebesar 2,27%. Dengan hasil pengujian daya serap air diatas pada fraksi 15% serat menjadi nilai tertinggi
resapan. Ini terjadi karena serat mempengaruhi kemampuan serap air spesimen.
Kata kunci: Serat Daun Nanas, Resin Epoxy, Resin Polyester, Campuran Resin Epoxy Polyester, Fraksi Volume,
Uji Bending, Uji Daya Serap Air