Identitas Naratif Aktivis Perempuan: Rekonstruksi Pengalaman dan Orientasi dalam Gerakan Kesetaraan Gender di Bali

  • I Made Anom Wiranata Universitas Udayana
  • Penny Kurnia Putri Universitas Udayana
##plugins.pubIds.doi.readerDisplayName## https://doi.org/10.24843/JKB.2021.v11.i02.p01

Abstrak

Perjuangan untuk mengubah ideologi patriarki menuju kesetaraan gender di Bali memerlukan komitmen, energi, dan waktu. Sejumlah perempuan di Bali mengambil sikap dan tindakan untuk terlibat secara intensif dalam gerakan kesetaraan gender. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami identitas naratif dari para aktivis kesetaraan gender di Bali. Dengan menggunakan metode fenomenologi, penelitian ini menemukan bahwa motivasi untuk terjun dalam gerakan kesetaraan gender bersumber dari interpretasi atas pengamatan personal atas kasus diskriminasi dan marginalisasi terhadap perempuan di lingkungan mereka masing-masing. Pemaknaan tersebut menjadi dasar dari identitas mereka sebagai aktivis perempuan. Reformasi politik dan kebijakan afirmasi terhadap perempuan dilihat oleh mereka sebagai kesempatan untuk mulai berkiprah atau memperbesar gerakan kesetaraan gender. Pemaknaan atas diri dan orientasi nilai mendasari pilihan fokus pada segmen gerakan yang antara lain mencakup pendidikan gender, pendampingan kasus hukum, dan sosialisasi norma kesetaraan gender.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Ariyanti, N. M. P. and Ardhana, I. K. (2020). ‘Dampak Psikologis Kekerasan dalam Rumah Tangga terhadap Perempuan pada Budaya Patriarki di Bali’, Jurnal Kajian Bali, 10(01), pp. 283–304.

Darma Putra, I. N. (2007). Wanita Bali Tempo Doeloe. Denpasar: Pustaka Larasan.

Dewi, I. S., Erviantono, T. and Bandiyah (2017) ‘Gerakan Perlawanan Ideologi Patriarki di Bali dalam Karya Sastra Oka Rusmini Tahun 2000-2002’, Politika Udayana, 1(1), pp. 1–15.

Gelgel, N. M. R. A. and Apriani, K. D. (2019). ‘Rendahnya Keterpilihan Perempuan pada Pemilu 2019 di Bali’, Jurnal Kajian Bali, 09(02), pp. 263–287.

Gelven, M. (1989). A Commentary on Heidegger’s Being and Time. DeKalb: Northern Illinois University Press.

Giddens, A. (1984). The Constitution of Society. Cambridge: Polity Press.

Gramsci, A. (1971). Selections from the Prison Notebooks of Antonio Gramsci. New York: International Publishers.

Heidegger, M. (2011). Being and Time. New York: Harper & Row.

Kartika, I. M. (2017). ‘Eksistensi Perempuan Bali dalam Politik’, Jurnal Kajian Pendidikan Widya Accarya FKIP Universitas Dwijendra.

Keohane, R. O. and Nye, J. S. (2000). ‘Governance in a Globalizing World’, in Keohane, R. O. (ed.) Power and Governance in a Partially Globalized World. New York: Routledge, pp. 193–218.

Kurniasari, N. G. A. K. (2019). Perempuan Hindu Bali sebagai Komunikator Politik (Studi Fenomenologi pada Perempuan Hindu Bali Sebagai Politisi, Aktivis dan Profesional di Provinsi Bali). Universitas Padjadjaran.

Laitinen, A. (2002). ‘Charles Taylor and Paul Ricoeur on Self-Interpretations and Narrative Identity’, in Heikkinen, H. and Syrjälä, L. (eds) Narrative Research. Voices of Teachers and Philosophers. Finland: SoPhi Academic Press, pp. 57–71.

van Manen, M. (1990). Researching Lived Experience: Human Science for an Action Sensitive Pedagogy. New York: State University of New York Press.

McAdam, D. (1982). Political Process and the Development of Black Insurgency, 1930-1970. Chicago: University of Chicago Press.

McAdams, D. P. (2011). ‘Narrative Identity’, in Schwartz, S. J., Luyckx, K., and Vignoles, V. L. (eds) Handbook of Identity Theory and Research. New York: Springer, pp. 99-115.

McLuhan, M. (1994). Understanding Media: The Extensions of Man. New York: MIT Press.

Nakatani, A. (2003). ‘Ritual as “Work”: the Invisibility of Women’s Socioeconomic and Religious Roles in a Changing Balinese Society’, in Reuter, T. A. (ed.) Inequality, Crisis and Social Change in Indonesia: The Muted Worlds of Bali. London and New York: Routledge, pp. 119–144.

Parmiti, D. P. (2017). ‘Kesetaraan Gender dan Pergulatan Status Sosial Wanita Bali dalam Konstelasi Politik Praktis’, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains dan Humaniora, 1(2), pp. 51–56.

Ricoeur, P. (1988). Time and Narrative III. Chicago: The University of Chichago Press.

Riyanto, A. (2018). Relasionalitas Filsafat Fondasi Interpretasi: Aku, Teks, Liyan, Fenomen. Yogyakarta: PT Kanisius.

Sukiada, I. N. (2018). ‘Antara Partisipasi dan Mobilisasi: Perempuan dalam Kancah Politik Praktis di Kabupaten Jembrana, Bali’, Jurnal Kajian Bali, 08(01), pp. 215–236.

Suprapta, I. N. (2020). ‘Eksistensi Perempuan Buleleng di Kancah Politik Lokal: Suatu Perjuangan menuju Kesetaraan Gender’, Locus Majalah Ilmiah FISIP, 12(1), pp. 70–83.

Taylor, C. (1989). Sources of the Self. Cambridge: Harvard University Press.

Taylor, C. (1992). ‘The Politics of Recognition.’, in Multiculturalism and the Politics of Recognition. Princeton, NJ: Princeton University Press, pp. 25–74.

Wolf, N. (1999). Geger Gender. Yogyakarta: Pustaka Semesta Press.
Diterbitkan
2021-10-18
##submission.howToCite##
WIRANATA, I Made Anom; KURNIA PUTRI, Penny. Identitas Naratif Aktivis Perempuan: Rekonstruksi Pengalaman dan Orientasi dalam Gerakan Kesetaraan Gender di Bali. Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies), [S.l.], v. 11, n. 2, p. 261-280, oct. 2021. ISSN 2580-0698. Tersedia pada: <https://ojs.unud.ac.id./index.php/kajianbali/article/view/76138>. Tanggal Akses: 20 apr. 2025 doi: https://doi.org/10.24843/JKB.2021.v11.i02.p01.