Perbandingan Laju Pertumbuhan Abalon (Haliotis squamata) Menggunakan Metode Co-culture Dan Monoculture di Pantai Geger, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali

  • I Made Subali Arta Arta Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana, Badung, Bali-Indonesia
  • I Gusti Ngurah Putra Dirgayusa Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana, Badung, Bali-Indonesia
  • Ni Luh Putu Ria Puspitha Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana, Badung, Bali-Indonesia
##plugins.pubIds.doi.readerDisplayName## https://doi.org/10.24843/jmas.2021.v07.i02.p12

Abstrak

Penelitian ini dilakukan di Pantai Geger, Nusa Dua, Bali selama 60 hari. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui perbandingan laju pertumbuhan abalon (Haliotis squamata) dengan sistem budidaya co-culturedan monoculture di perairan Pantai Geger, Nusa Dua, Bali, mengetahui padat tebar abalon yang lebih efektif dilakukan pada sistem co- culture dan mengetahui padat tebar abalon yang lebih efektif dilakukan pada sistem monoculture. Metode yang digunakan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan dengan masing-masing perlakuan terdapat sebanyak tiga kali pengulangan. Perlakuan berupa kerang abalon (Haliotis squamata) yang diintegrasikan dengan padat tebar tanam yang berbeda dengan tanam rumput laut yang sama. Hewan uji ditebar setiap keranjang dengan kepadatan 40 ekor dan 20 ekor. Makanan yang diberikan untuk abalone yaitu cotoni sp. yang dimana rumput laut cotoni sp. didapatkan dari hasil budidaya. Berdasarkan perbandingan laju pertumbuhan abalon (Haliotis squamata) pada budidaya co-culture dan monoculture dari segi panjang abalon dengan padat tebar 20 dari sistem budidaya co-culture mendapatkan nilai panjang tertinggi sebesar 2.50%, sedangkan sistem budidaya co-culture dengan padat tebar 40 mendapatkan nilai tertinggi 4.19%. Pada berat abalon Haliotis squamata dengan sistem budidaya co-culture pada padat tebar 20 nilai tertinggi 0.04% dan padat tebar 40 nilai tertinggi pada sistem co-culture sebesar 1.04%. Pada panjang abalon Haliotis squamata dengan sistem monoculture padat tebar 20 mendapatkan nilai yang tertinggi 7.63%, sedangkan padat tebar 40 nilai tertinggi sebesar 1.28%. Pada berat abalon sistem monoculture dengan padat tebar 20 mendapatkan nilai tertinggi sebesar 2.67%, sedangkan padat tebar 40 mendapatkan nilai tertinggi sebesar 0.48%.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##
Diterbitkan
2021-12-01
##submission.howToCite##
ARTA, I Made Subali Arta; DIRGAYUSA, I Gusti Ngurah Putra; PUSPITHA, Ni Luh Putu Ria. Perbandingan Laju Pertumbuhan Abalon (Haliotis squamata) Menggunakan Metode Co-culture Dan Monoculture di Pantai Geger, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali. Journal of Marine and Aquatic Sciences, [S.l.], v. 7, n. 2, p. 232-242, dec. 2021. ISSN 2549-7103. Tersedia pada: <https://ojs.unud.ac.id./index.php/jmas/article/view/51455>. Tanggal Akses: 21 apr. 2025 doi: https://doi.org/10.24843/jmas.2021.v07.i02.p12.
Bagian
Articles

##plugins.generic.recommendByAuthor.heading##