POTENSI ANTIDEPRESAN EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN
Abstrak
Intoleransi efek samping antidepresan sintetis menurunkan kepatuhan dan memicu episode depresi berulang. Obat herbal diketahui memiliki tolerabilitas dan keamanan yang baik. Seledri telah banyak dibudidayakan dan dikonsumsi di Indonesia. Seledri mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, dan terpenoid yang diduga memiliki aktivitas antidepresan berbahan alam. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi antidepresan ekstrak dan fraksi daun seledri. Ekstrak daun seledri (EDS) diperoleh melalui maseasi dengan etanol 70%. Fraksi daun seledri diperoleh melalui partisi dengan pelarut n-heksana, etil asetat, dan air. Penelitian ini menggunakan 32 mencit dalam delapan kelompok perlakuan yaitu kontrol positif (fluoxetine 2,9 mg/kgBB), kontrol negatif (suspensi Na-CMC), tiga kelompok ekstrak, dan tiga kelompok fraksi (fraksi n-heksana, etil asetat, dan air) daun seledri. Variasi dosis EDS yang digunakan ialah 150, 200, dan 250 mg/kgBB. Induksi stresor yang diberikan yaitu Chronic Mild Stress (CMS). Data penurunan durasi Immobility Time (IT) dan grooming diperoleh melalui metode Forced Swimming Test (FST). EDS 150 mg/kgBB adalah dosis efektif ekstrak. Ekstrak dan fraksi daun seledri mampu menurunkan durasi IT dan grooming. Fraksi etil asetat 7,99 mg/kgBB merupakan fraksi teraktif yang memiliki efek antidepresan setara dengan fluoxetine 2,9 mg/kgBB. Ekstrak dan fraksi daun seledri berpotensi sebagai antidepresan.