Persepsi Pedagang Daging Babi di Pasar Badung terhadap Pemilihan Tempat Pemotongan Hewan

  • I Made Gede Wijaya Kusuma Mahasiswa Sarjana Pendidikan Dokter Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, JL. PB. Sudirman, Denpasar, Bali
  • Kadek Karang Agustina Department of Public Health, Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University, Denpasar, Bali 80225, Indonesia. http://orcid.org/0000-0002-7128-0914
  • I Made Sukada Department of Public Health, Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University, Denpasar, Bali 80225, Indonesia.
##plugins.pubIds.doi.readerDisplayName## https://doi.org/10.24843/bulvet.2023.v15.i03.p18

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pedagang daging babi di Pasar Badung terhadap pemilihan tempat pemotongan dan menelusuri alasan dilakukannya pemotongan babi di rumah sendiri. Seluruh pedagang daging babi di Pasar Badung yaitu sebanyak 38 pedagang digunakan sebagai sampel penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mewawancarai pedagang daging babi yang terdapat di Pasar Badung dengan menggunakan panduan kuesioner. Data yang diperoleh disajikan dan dianalisa secara deskriptif. Hasil penelitian persepsi pedagang daging babi terhadap tempat pemotongan babi di Pasar Badung diketahui bahwa dari 38 pedagang daging babi terdapat 95% pedagang daging babi yang melaksanakan pemotongan babi di RPH dan sebanyak 5% pedagang yang melaksanakan pemotongan di luar RPH. Biaya pemotongan di RPH Pesanggaran sebesar Rp 47.500/ ekor dan pedagang daging babi yang melaksanakan pemotongan di luar RPH dikenai biaya pemotongan sebesar Rp 100.000/ekor. Lama proses pemotongan setiap ekor babi di RPH Pesanggaran ± 2 jam, dan lama proses pemotongan di luar RPH yaitu mencapai 4 jam. Lokasi RPH dengan rumah pedagang bervariasi yaitu 4-20 km. Namun pedagang yang memilih memotong di luar RPH dikarenakan jarak tempat tinggalnya yang jauh dengan lokasi RPH. Mereka memahami proses pengolahan limbah RPH, serta mampu menyatakan bahwa pelaksanaan pemotongan babi di RPH bertujuan agar produk daging babi yang mereka jual kualitasnya baik dan sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku sehingga aman untuk dikonsumsi konsumen nantinya. Sayangnya pengetahuan dan wawasan yang dimiliki oleh pedagang daging babi tentang RPH, penyakit zoonosis dan meatborne disease masih kurang. Jarak antara lokasi pedagang dengan RPH menjadi alasan yang paling mendasari pedagang memilih memotong ternak nya di rumah. Pengetahuan dan wawasan pedagang daging babi yang kurang tentu akan mempengaruhi kualitas daging yang mereka jual nantinya, sebaiknya dilakukan sosialisasi tentang RPH, penyakit zoonosis dan meatborne disease sehingga para pedagang daging babi nantinya dapat melaksanakan pemotongan yang benar dan daging yang mereka jual kualitasnya terjamin dan sangat layak untuk di konsumsi. Selain itu di harapkan juga agar setiap kabupaten/kota harus mempunyai RPH yang memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan oleh kementerian pertanian.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Agustina KK, Wirata IW, Dharmayudha AAGO, Kardena IM, Dharmawan NS. 2016. Increasing farmer income by improved pig management systems. Bul. Vet. Udayana. 8(2): 122-127.
Agustina KK. Sari PH, Suada IK. 2017. Pengaruh perendaman pada infusa daun salam terhadap kualitas dan daya tahan daging babi. Bul. Vet. Udayana. 9(1): 34-41.
Apritya D, Yanestria SM, Hermawan P. 2021. Deteksi kasus fasciolosis dan eurytrematosis pada pemeriksaan antemortem dan postmortem hewan qurban saat masa pandemi Covid 19 di Surabaya. J. Ilmiah Fillia Cendekia. 6(1): 41-45.
Aryasa IGMA, Widiasari NPA, Susilawati NM, Fatmawati NND, Adnyana IMO, Sudewi AAR, Tarini NMA. 2020. Streptococcus suis meningitis related to processing and consuming raw pork during balinese tradition, mebat. Med. J. Indon. 29(1): 88–92.
Estuningsih SE. 2009. Taeniasis dan sistiserkosis merupakan penyakit zoonosis parasiter. Wartazoa. 19(2): 84-92.
Giritlioglu I, Batman O, Tetik N. 2011. The knowledge and practices of food safety and hygiene of cookery students in Turkey. Food Control. 22(6): 838-842.
Hidayat AA. 2015. Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Health Books Publishing. Surabaya.
Ismail HA, Jeon HK, Yu YM, Do C, Lee YH. 2010. Intestinal parasite infections in pigs and beef cattle in rural areas of chungcheongnam do Korea. Korean J. Parasitol. 48(4): 347-349.
Kehinde AH, Abiodun SM. 2014. Poor slaughterhouse waste management: empirical evidences from Nigeria and implications on achieving millennium development goals. Affrev. Stech. 3(1): 110-127.
Lawu MR, Yuliawati S, Yuliawati LD. 2014. Gambaran Pelaksanaan Rumah Pemotongan Hewan Babi (Studi Kasus di Rumah Pemotongan Hewan Kota Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2(2): 127-131.
Mulyono Sy, Hermana J, Boedisantoso R. 2003. Evaluation of butchering house wastewater treatment plant in concern to centralization of butchering activity in Pontianak. J. Purifikasi. 4(3): 97-102.
Pemerintah Pusat. 1983. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1983 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner. Jakarta.
Pemerintah Pusat. 2012. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan. Jakarta.
Prihanto TA. 2012. Perbandingan kinerja reproduksi induk babi landrace yang di flushing dan di kawinkan dengan pejantan duroc serta duroc pietrain. Skripsi. Fakultas Peternakan. Jurusan Peternakan. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Rawla P, Sharma S. 2021. Trichinella spiralis. National Library of Medicine. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538511/
Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Jakarta.
Rudyanto MD. 2007. Menciptakan Idul Adha yang ''ASUH''. Bagian Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. http://www.New Page 1.htm
Singh AL, Jamal S, Baba SA, Islam MM. 2014. Environmental and health impacts from slaughterhouse located on the city outskirts: a case study. J. Environ. Protect. 5(6): 566-575.
Sriyani NLP, Artiningsih RNM, Lindawati SA, Oka AA. 2015. Studi perbandingan kualitas fisik daging babi bali dengan babi landrace persilangan yang di potong di rumah potong hewan tradisional. Maj. Ilmiah Peternakan. 18(1): 26-29.
Susanty E. 2019. Taeniasis solium dan sistiserkosis pada manusia. JIK. 12(1): 1-6.
Tawaf R, Herlina L, Fitriani A. 2018. Metode analisis biaya potong pada rumah potong hewan di Kabupaten Bandung. J. Ilmu Ternak. 18(1): 34-40.
Zajac AM, Conboy GA. 2006. Veterinary Clinical Parasitology.7th. Ed. Lowa, USA. Blookwell Publishing Co. Pp. 3-147.
Diterbitkan
2023-02-23
##submission.howToCite##
KUSUMA, I Made Gede Wijaya; AGUSTINA, Kadek Karang; SUKADA, I Made. Persepsi Pedagang Daging Babi di Pasar Badung terhadap Pemilihan Tempat Pemotongan Hewan. Buletin Veteriner Udayana, [S.l.], p. 483-489, feb. 2023. ISSN 2477-2712. Tersedia pada: <https://ojs.unud.ac.id./index.php/buletinvet/article/view/90329>. Tanggal Akses: 22 apr. 2025 doi: https://doi.org/10.24843/bulvet.2023.v15.i03.p18.
Bagian
Articles