Pengaruh Pemberian Propolis Terhadap Gambaran Histopatologi Ginjal Tikus Putih yang Diberikan Parasetamol Dosis Tinggi
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian propolis terhadap gambaran histopatologi ginjal tikus putih yang diberikan parasetamol dosis tinggi. 25 ekor tikus putih jantan digunakan dalam penelitian ini yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, yaitu kelompok kontrol (P0) tanpa perlakuan, kelompok perlakuan 1 (P1) diberi parasetamol dosis 250mg/kg BB, kelompok perlakuan 2 (P2), perlakuan 3 (P3), dan perlakuan 4 (P4), diberi parasetamol dosis 250mg/kg BB, serta ditambahkan propolis dosis 0,25 ml (P2), 0,50 ml (P3) dan 0,75 ml (P4). Parasetamol dan propolis diberikan secara oral dengan cara dicampurkan ke dalam air minum yang diberikan secara ad libitum selama 10 hari.. Setelah itu dilakukan nekropsi dan organ ginjal diambil secara aseptik untuk pembuatan preparat histopatologi denganpewarnaan Hematoksilin dan EosinVariabel yang diperiksa adalah degenerasi melemak dan nekrosis di tubulus proksimal ginjal. Hasil menunjukkan terjadi perubahan degenerasi melemak dan nekrosis pada perlakuan P1, sedangkan perlakuan P2, P3, dan P4 berpengaruh terhadap perbaikan kerusakan akibat efek samping parasetamol. Perlakuan P4 menunjukkan hasil paling baik dalam mengurangi efek samping parasetamol. Uji Kruskall-Wallis menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada degenerasi dan nekrosis dari kelompok yang diuji. Dari penelitian ini dapat disimpulkan propolis dengan dosis 0,75 ml memberikan proteksi yang lebih baik dari pada dosis 0,25 ml dan 0,50 ml.
##plugins.generic.usageStats.downloads##
Referensi
Atika RH, Muhamad NS, Abdul H, Hamdani B, Zainuddin, Sugito. 2015. Pengaruh pemberian kacang panjang (Vigna unguiculata) terhadap struktur mikroskopis ginjal mencit (Mus musculus) yang diinduksi aloksan. J. Med Vet 9(1): 18-22.
Cadenas E, Packer L. 2002. Expanded caffeic acid and related antioxidant compound: Biochemical and cellular effects. Handbook of Antioxidants. Second edition. California: Marcel Dekker, Inc: 279-303.
Koch-Weser J. 1976. Medical intelligence: drug therapy. N Engl J Med 295(23): 1297-1300.
Lilik E, Khothibul UAA, Umi K, Firman J. 2008. Pengaruh pemberian ekstrak propolis terhadap sistem kekebalan seluler pada tikus putih (Rattus norvegicus) strain Wistar. J Tek Pertanian 9(1): 1-8.
Mot AC, Damian G, Sarbu C, Silaghi DR. 2009. Redox reactivity in propolis: direct detection of free radicals in basic medium and interaction with hemoglobin. J Med Food 14(6): 267-74.
Nakajima Y, Tsuruma K, Shimazawa M, Mishima S, Hara H. 2009. Comparison of bee products based on assays of antioxidant capacities. BMC Complement Altern Med 9(4): 1-9.
Prasta BP. 2010. Pengaruh pemberian dekstrometorfan dosis bertingkat per oral terhadap gambaran hitopatologi ginjal tikus wistar. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Suarsana IN, Budiasa IK. 2005. Potensi hepatoprotektif ekstrak mengkudu pada keracunan parasetamol. J Vet 6(3): 64-75.
Suastika P. 2011. Efek pemberian buah merah (Pandanus conoideus) terhadap perubahan histopatologik ginjal dan hati mencit pasca pemberian paracetamol. Bul Vet Udayana 3(1): 39-44.
Suparman IP, Sudira IW, Berata IK. 2013. Kajian ekstrak daun kedondong (Spondias dulcis G.Forst) diberikan secara oral pada tikus putih ditinjau dari histopatologi ginjal. Bul Vet Udayana 5(1): 49-56.
Viuda MV, Ruiz NY, Fernández LJ, Pérez ÁJ. 2008. Functional properties of honey, propolis, and royal jelly. J Food Sci 73: 117-124.
Watkins PB, Kaplowitz N, Slattery JT, Colonese CR, Colucci SV, Stewart PW, Harris SC. 2006. Aminotransferase elevations in healthy adults receiving 4 grams of acetaminophen daily: a randomized controlled trial. J Am Med Assoc 296: 87-93.
Wilson LM. 2005. Gangguan sistem ginjal. Dalam: Anderson PS, Wilson LM (Ed). Patofisiologi konsep klinis prosesproses penyakit. Vol 2. 6th Ed. EGC, Jakarta: pp: 873-874.
Yin OQ, Tomlinson B, Chow AH, Chow MS. 2001. Pharmacokinetics of acetaminophen in hong kong chinese subjects. Int J Pharm 222: 305-308.