Pola Dermatoglifi Populasi Monyet Ekor Panjang di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur
Abstrak
Variasi dermatoglifi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di suatu pulau dan hubungan genetik antarpopulasi masih banyak yang belum terungkap. Sampai saat ini, belum ada laporan atau kajian ilmiah yang mengungkapkan data tersebut di Taman Nasional Baluran. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan variasi pola dermatoglifi populasi monyet ekor panjang di Taman Nasional Baluran mengingat populasi Macaca fascicularis di daerah Jawa Timur memiliki peranan penting dalam sejarah penyebaran di Kepulauan Selatan Indonesia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 14 ekor Macaca fascicularis yang terdiri dari 10 jantan dan 4 betina yang diambil secara acak di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Pengambilan cetakan dermatoglifi dengan menggunakan metode plastik perekat transparan. Hasil analisis, menemukan 3 pola dasar dermatoglifi yaitu open field, whorl, dan loop. Tipe pola dikedua belah ujung jari tangan dan kaki Macaca fascicularis semuanya seragam berpola whorl. Pola open field merupakan pola dengan frekuensi tertinggi diseluruh daerah pola pada kedua belah telapak tangan dan kaki dengan presentase 43,3 %. Frekuensi pola open field tertinggi ditemukan pada daerah pola thenar dan hypothenar distal telapak tangan dan pada daerah pola thenar distal, thenar proximal, hypothenar distal, hypothenar proximal dan calcar pada telapak kaki. Frekuensi pola whorl dominan ditemukan pada daerah pola interdigital II, III, dan IV telapak tangan. Frekuensi subtipe pola loop proximal ditemukan diseluruh daerah pola interdigital II telapak kaki. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang jumlah total rigi dan tingkat bilateral asimetri pola dermatoglifi monyet ekor panjang di Taman Nasional Baluran.
##plugins.generic.usageStats.downloads##
Referensi
Bhat GM, Mukhdoomi MA, Shah BA, Ittoo MS. 2014. Dermatoglyphics: in health and disease – a review. Int. J. Res. Med. Sci. 2(1): 31-37.
Hopkins WD, Russell JL, Hostetter A, Pilcher D, Dahl JF. 2005. Grip preference, dermatoghlypics, and hand use in captive chimpanzees (pan troglodytes). Am. J. Phys. Anthropol. 128: 57-62.
Iwamoto M, Suryabroto B. 1990. Palmar and plantar dermatoglyphics in macaques: a revised method for their description. Primates. 31(3): 431-438.
Iwamoto M. 1964. Morphological studies Macaca fuscata I. Dermatoglyphics of the Hand. Primates. 5(1-2): 53-73.
Jamison CS, Paul LJ, Robert JM. 1994. Effect prenatal testosterone administration on palmar dermatoghlyphic intercore ridge counts of rhesus monkey (Macaca mulatta). Bloomington. Indiana.
Penrose LS. 1973. Fingerprints and palmistry. The Lancet.
Soma IG. 2001. Variasi pola dermatoglifik, jumlah rigi total, dan tingkat bilateral asimetri dermatoglifik monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang hidup di beberapa tempat di Bali. Tesis. Surabaya: Universitas Airlangga.
Wandia IN. 2007. Struktur dan keragaman genetik populasi lokal monyet ekor panjang(Macaca fascicularis) di Jawa Timur, Bali dan Lombok. Disertasi. PRM. IPB. Bogor.
Wandia IN, Putra IGAA, Soma IG. 2015. Genetic structure in long tailed macaque population in the region of East Java: diversity of mithocondrial DNA in Alas Purwo and baluran population. J. Ilmu Kes. Hewan. 3(1): 35-40.
Wandia IN, Putra IGAA, Soma IG. 2015. Polimorfisme gen sry pada populasi monyet ekor panjang di kawasan Jawa Timur. Proc. Seminar Nasional Sain dan Teknologi.