Pemetaan Laju Infiltrasi Tanah Kota Pontianak Menggunakan Infiltrometer Cincin Tunggal
Abstrak
Kota Pontianak merupakan sebuah kota yang berada di daerah aliran sungai (DAS) Kapuas. Kondisi geografis tersebut mengakibatkan Kota Pontianak kerap kali mengalami banjir dan genangan ketika curah hujan tinggi. Salah satu faktor yang mempengaruhi banjir adalah kapasitas infiltrasi tanah. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan laju infiltrasi tanah di wilayah Kota Pontianak sebagai proses mitigasi kejadian banjir. Pengukuran infiltrasi dilakukan dengan menggunakan infiltrometer cincin tunggal sederhana dan untuk pemetaan digunakan metode interpolasi kriging. Hasil pemetaan dan validasi dengan data-data sekunder yang ada dapat menunjukkan bahwa daerah di sebelah utara dan timur lokasi penelitian memiliki laju infiltrasi yang rendah. Hal ini disebabkan wilayah tersebut didominasi oleh endapan lempung yang cenderung bersifat kedap air.
##plugins.generic.usageStats.downloads##
Referensi
[2] M. A. Siddiq, H. Guci, dan Sarifuddin, “Pemetaan Infiltrasi Tanah Pada Ruang Terbuka Hijau Publik di Kota Medan,” J. Agroekoteknologi FP USU, vol. 6, no. 3, hal. 1–23, 2016.
[3] S. S. Santosa, E. Suryadi, dan D. R. Kendarto, “Analisis Kekritisan Daerah Resapan Air Menggunakan Metode Skoring di Sub DAS Cikeruh,” J. Keteknikan Pertan. Trop. dan Biosist., vol. 9, no. 1, hal. 79–89, 2021, doi: 10.21776/ub.jkptb.2021.009.01.09.
[4] A. A. R. Nugroho, Suharwanto, dan D. H. Santoso, “Pengelolaan Gerakan Massa Tanah di Dusun Kaliwuluh, Desa Jurangjero, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta,” Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian Ke-II, no. 7 November. Yogyakarta, hal. 222–231, 2020.
[5] R. W. Sari dan T. Andayono, “Hubungan Laju Infiltrasi Terhadap Peningkatan Aliran Permukaan di Daerah Pengembangan Permukiman Kota Padang,” CIVED, vol. 9, no. 3, hal. 354, 2022, doi: 10.24036/cived.v9i3.118985.
[6] H. Wibowo, “Laju Infiltrasi pada Lahan Gambut yang Dipengaruhi Air Tanah (Study Kasus Sei Raya Dalam Kecamatan Sei Raya Kabupaten Kubu Raya),” J. Belian, vol. 9, no. 1, hal. 90–103, 2010.
[7] M. A. Fahmi dan R. Evayanti, “Analisis Laju Infiltrasi Tanah Dangkal Pada Sub-Das Pelangan Kabupaten Lombok Barat,” J. HANDASAH (Jurnal Ilm. Tek. Sipil), vol. 1, no. 6–12, hal. 6–12, 2021.
[8] K.-T. Chang, Introduction to Geographic Information Systems, 9 ed. New York: McGraw-Hill Education, 2019. doi: 10.32473/edis-fr356-2012.
[9] A. Lichtenstern, “Kriging methods in spatial statistics,” TUM Media Online, hal. 97, 2013, [Daring]. Tersedia pada: http://mediatum.ub.tum.de/doc/1173364/file.pdf
[10] I. S. Ronoatmojo dan M. Burhannudinnur, Buku Ajar Pemodelan Geostatistik, 1 ed. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti, 2020.
[11] Y. Liu, Z. Cui, Z. Huang, M. López-Vicente, dan G. L. Wu, “Influence of soil moisture and plant roots on the soil infiltration capacity at different stages in arid grasslands of China,” Catena, vol. 182, no. June, 2019, doi: 10.1016/j.catena.2019.104147.
[12] K. S. Wicaksono, I. Nita, A. N. Putra, W. Widianto, F. H. Rusdianto, dan P. Ayuningtyas, “Effect of Land Cover Differences on Soil Infiltration at UB Forest, Karangploso Malang,” J. Tanah dan Sumberd. Lahan, vol. 9, no. 1, hal. 131–139, 2022, doi: 10.21776/ub.jtsl.2022.009.1.14.
[13] K. W. Widiatmoko dan F. Mahmud, “Pengaruh Jenis Tanah Terhadap Tingkat Kecepatan Resapan Pada Biopori,” J. Kacapuri J. Keilmuan Tek. Sipil, vol. 5, no. 2, hal. 509, 2023, doi: 10.31602/jk.v5i2.9440.
[14] Naim, E. Priadi, dan Aprianto, “Pontianak Berdasarkan Data Konsistensi Dan Sifat-Sifat Tanah Dengan Sistem Informasi Geografis,” J. Tek. Sipil Univ. Tanjungpura, vol. 16, no. 2, hal. 1–16, 2016.
[15] K. Terzaghi, R. B. Peck, dan G. Mesri, Soil Mechanics in Engineering Practice, 3 ed. New York: John Wiley & Sons, 1996. doi: 10.1097/00010694-194911000-00029.
[16] H. T. Wibowo, “Analisis Hasil Pengujian Sondir untuk Mengetahui Peningkatan Kekuatan Tanah Sangat Lunak di Lokasi Gate House dalam Pekerjaan ‘Grouting at Semarang Pumping Station & Retarding Pond,’” Geol. Eng. E-Journal, vol. 5, no. 2, hal. 362–368, 2013.
[17] A. Sumanang dan Syaifulbakhri, “Peta Geologi Kuarter Lembar Rasaujaya Pontianak, Kalimantan,” Bandung, 1991.