Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Secara In-Vitro dari Silase Kombinasi Batang Pisang dengan Kembang Telang (Clitoria ternatea)
Abstrak
Batang pisang berpotensi sebagai pakan karena produksinya yang tinggi, namun mudah rusak karena mengandung banyak air. Oleh karena itu perlu alternatif pengolahan seperti silase. Penelitian bertujuan untuk mengetahui level penambahan Clitoria ternatea pada silase batang pisang ditinjau dari kecernaan secara in vitro. Pembuatan silase dilaksanakan di Farm Sesetan Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Jl. Raya Sesetan, Gang Markisa, Denpasar, selama 4 minggu. Analisis kecernaan secara invitro dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Udayana, selama 12 minggu. Rancangan percobaan yang dilakukan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan A (65% batang pisang + 30% pollard + 5% (molasis + EM4)), B (55% batang pisang + 10% C. ternatea + 30% pollard + 5% (molasis + EM4)), C (45% batang pisang + 20% C. ternatea + 30% pollard + 5% (molasis + EM4)), D (35% batang pisang + 30% C. ternatea + 30% pollard + 5% (molasis + EM4)). Variable yang diamati adalah kecernaan bahan kering (KCBK), kecernaan bahan organik (KCBO), bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN), dan total digestible nutrient (TDN). Hasil penelitian menunjukkan persentase kecernaan bahan kering dan bahan organik mengalami peningkatan yang berbeda nyata (P<0,05) serta peningkatan tertinggi terjadi pada perlakuan D masing-masing sebesar 70,40% dan 73,08%. Kandungan BETN dan TDN menunjukan hasil berbeda tidak nyata (P>0,05), namun secara kuantitatif mengalami peningkatan dengan nilai tertinggi pada perlakuan D masing-masing 38.39% dan 78,58%. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan pemberian 20% Clitoria ternatea menghasilkan KCBK, KCBO in vitro tertinggi.
Kata kunci: Batang Pisang, Kembang Telang, Kecernaan In-Vitro, Silase