Studi Eksperimental Karakteristik Capillary Rise Material Karbon Aktif Bamboo Betung (Dendrocalamus Asper) Sebagai Material Pad Sistem Direct Evaporative Cooling
Abstract
Abstrak
Kenaikan temperatur global termasuk Indonesia yang terjadi pada akhir abad 21, mengakibatkan peningkatan kebutuhan energi listrik untuk pemakaian sistem pengingin Air Conditioner (AC) yang berbasis kompresor. Refrigeran dalam skala besar dilepas di udara akan menyebabkan pencemaran berupa pemanasan global, serta dapat membahayakan kelestarian pada lingkungan sekitar. Oleh karena itu, diperlukannya sistem pendinginan yang lebih hemat energi dan ramah lingkungan. Evaporative Air Cooler dengan menggunakan sistem direct evaporative cooling dapat menjadi salah satu piliihan, yang dimana efek pendinginan yang didapat merupakan hasil dari material pad basah yang menguap. Bahan dasar material pad yang digunakan merupakan bambu betung lokal yang berasal dari Bali. Penelitian ini bertujuan mengetahui besarnya nilai capillary rise pada setiap spesimen uji yang berbeda. Dengan menggunakan temperatur karbonisasi 500°C, kemudian diaktivasi dengan temperatur 600°C serta variasi holding time yaitu 0 (tanpa holding time), 30 menit, 60 menit. Hasil dari seluruh pengujian ini menunjukkan bahwa spesimen karbonisasi 500°C dengan aktivasi 600°C variasi 30 menit holding time atau ACRB 500 HT 30 memiliki nilai capillary rise tertinggi yakni 42,79 x 10-2 m dan menjadikan spesimen ini lebih berpotensi dipakai sebagai bahan material pad pada sistem direct evaporative cooling.
Kata kunci: Direct evaporative cooling, bambu betung, karbonisasi, aktivasi, capillary rise.